Selamat Datang

Mencoba untuk menulis dalam sebuah blog yang isinya bercerita tentang kehidupan gue dan mungkin nantinya akan ditambahkan dengan dinamika kehidupan yang gue jalani.

Dan berharap mendapatkan feedback berupa komentar bahkan cacian ataupun kritikan.

Segitu aja deh, laen kali ditambahin ya

Berharap dapat menjadi bahan sharing buat kita semuanya. Karena manusia itu makhluk sosial yg butuh teman di dunia maya maupun dunia nyata

Selamat menikmati ya gan

Kamis, 02 Oktober 2014

Mendaki Papandayan

Tanggal 26, 27, 28 September 2014, gue, Punda, Apri, Meswara akan melakukan pendakian gunung yang lumayan serius untuk pertama kalinya. Ya dibilang serius karena ini beneran hiking dan bermalam di tenda, masak dengan trangia.

Meeting Point dan pemberangkatan dari terminal kampung rambutan. Gue sampe paling awal di kampung rambutan, jam 8 malem gue sampe. Di kampung rambutan, gue berkenalan dengan Mas Yongki, temen Punda yang akan ikut ke Papandayan juga. Ternyata gak hanya gue, Punda, Mes dan Apri yang baru pertama kali hiking serius, ada Mas Yongki juga hahaha... Ternyata rame para pendaki juga di Terminal Kampung Rambutan, berseliweran para hiking, jelas terlihat dari carrier mereka.

Menuju Papandayan, kami beserta guide naik bus jurusan Terminal Guntur Garut. Bus berangkat jam 10 malem, perjalanan memakan waktu 4 jam, sampe di Terminal Guntur Garut itu jam 2 dini hari dan ternyata di Terminal Guntur dinginnya bukan main kalo dini hari. Gue dan yang lain udah pada pake jaket begitu sampe. Disini rame para pendaki juga ternyata.

Dari terminal Guntur, perjalanan dilanjutkan dengan carter angkot menuju meeting point berikutnya. Dari meeting point kedua menuju Papandayan menggunakan pick up. Pick up bak terbuka dengan udara dingin saat subuh, wow! Muka beku hahahaha...

Sampe di camp David jam 7. Sarapan dulu, berdoa dan pemanasan sebelum mendaki gunung Papandayan sesuai instruksi guide kami.

Mendaki gunung Papandayan ini melewati kawasan kawah belerang dengan kondisi jalan yang berbatu dan bau belerang menyengat. Siapkan masker dan sunblock karena matahari terik saat kemarau.

Karena kawasan hutan mati ada yang longsor maka kami tidak bisa melewati jalur tersebut. Kami melewati jalur satunya. Untuk menghemat waktu, kami memilih jalur terjal yang lumayan menguras tenaga kami.

4 jam kalo gak salah perjalanan kami dari camp David ke Pondok Saladah. Kami mendirikan tenda di Pondok Saladah. Istirahat, makan siang, salat. Sore hari dilanjut summit menuju Tegal Alun yaitu ladang edelweis, juara indahnya! Sepanjang mata memandang edelweis semua! Inget, jangan dipetik ya.. Biarkan hidup dan matinya edelweis disitu.

Malam hari dilanjut makan malam bersama, guide kami berfungsi sebagai chef juga, dia yang masak makan malam kami. Kami kumpulkan perbekalan kami untuk dimasak. Malam hari suhu udara turun drastis. Pakai kupluk/ushanka, jaket tebal, sarung tangan dan kaos kaki.

Dan tidur di dalam tenda pun masih terasa dingin. Tidur dalan sleeping bag yang dalamnya berbahan polar, lumayan anget tuh.

Minggu subuh, kami summit attack melihat sunrise di kawasan hutan mati. Hutan mati adalah kawasan dimana hutan yang terbakar oleh letusan Papandayan sehingga cuma tersisa batang pohon sepanjang mata memandang. Udah liat sunrise, kembali ke tenda buat sarapan dan packing untuk pulang. Mandi? Gak ada yang mandi selama perjalanan ini hahahaha... Suhu yang dingin dan toilet yang ngantri panjang membuat kami ogah mandi hahaha...

Perjalanan turun lebih mudah dan memakan waktu singkat daripada perjalanan pendakian hahahaha... Tapi karena jalan yang menurun, Punda terjatuh. Total sih ada tiga wanita yg terjatuh, dua saat pendakian dan satu saat penurunan.

Kami tiba di terminal Guntur itu jam 1 siang. Bus berangkat jam 2. Perjalanan pulang dengan bus memakan waktu lama daripada berangkat. Karena macet dan juga kebanyakan ngetem. Sampe Kampung Rambutan jam 7 malem. Dilanjut naek bus jurusan Kampung Rambutan - Bekasi. Sampe rumah jam 9 malem.

Mengesankan. Pendakian gunung serius pertama kami berjalan sukses. Gak ada nyaman nyamannya kalo dipikir. Capek, berat bawa carrier harus mendaki pula. Dihadapkan dengan suhu udara yang dingin, makan seadanya, kotor kotoran. Apa enaknya? Yang pasti pengalaman ini bikin nagih bagi kami. Menambah pengetahuan tentang tata cara survivor, mendirikan  tenda, lebih banyak tahu tentang peralatan hiking.


Rabu, 01 Oktober 2014

Perjalanan Ke Krakatau

Tanggal 8, 9, 10 Agustus 2014 gue melakukan perjalanan menuju Krakatau bersama teman teman dan Punda, sebenernya sih yg gue kenal cuma segelintir aja orang yang di rombongan gue. Mbe, Oki, Meswara, Apri, Punda aja yang gue kenal.

Meeting point di Indomaret Pelabuhan merak jam 10 malem. Berangkat dari Bekasi adalah gue, Mbe dan Oki. Menggunakan bus jurusan Bekasi - Merak, gue bertiga naek dari Jatibening jam 6 sore. Perjalanan kurang lebih memakan waktu 3 jam.

Gue bertiga tiba paling awal di Indomaret Merak, sekitar jam 9an deh. Nunggu yang lain dan guide kami kumpul semua, lalu naek kapal ferry menuju pelabuhan Bakauheni Lampung.

Di dalam kapal ferry penuh sesak, banyak dari rombongan kami memilih bayar extra buat dapat duduk di kelas eksekutif AC. Ya lumayanlah ada AC sedikit meski tetep berasa panas. Setidaknya bisa dapet duduk dan tidur.

Sampe di pelabuhan Bakauheni itu kira kira jam 3 pagi, perjalanan dengan ferry Merak - Bakauheni memakan waktu 3 jam. Sampai di Bakauheni perjalanan akan dilanjutkan ke dermaga Canti untuk menuju pulau tempat homestay kami.

Snorkling adalah kegiatan utama kami, ada tiga spot bagus yang kami datangi. Homestay kami di pulau Sebesi kalo gak salah, pulau yang menggunakan genset sebagai tenaga listrik utamanya. Maka tak heran, listrik hanya bisa kami nikmati malam hari.

Keindahan alam bawah laut sekitaran Krakatau ternyata sangat indah, banyak wisatawan mancanegara pun kesini untul diving dan snorkling.

Dan menaklukan gunung anak Krakatau itu ternyata tidak mudah. Kondisi yang panas, tanah yang berpasir dan berbatu serta kondisi gunungnya yang cukup curam membuat ngos ngosan dan dehidrasi. Namun begitu udah sampe atasnya, pemandangan laut yang indah membuat capek hilang. Siapkan saja minuman yang banyak dan jangan lupa pakaian yang tipis karena kondisi yang panas serta pakai sunblock.

Tanggal 10 udah waktunya untuk pulang. Seingat saya kami menaiki kapal ferry Bakauheni - Merak jam 10 malem. Sampe pelabuhan Merak jam 1 dini hari karena antri kapal yang menaikkan dan menurunkan penumpang di pelabuhan Merak. Dari Merak naik bus menuju Bekasi. Bus jurusan Bekasi jam 2 pagi udah ada. Sampe rumah pas banget Senin subuh.

Perjalanan singkat namun bermakna, bertemu dengan teman baru, saling share pengalaman adventurenya. Menambah pengetahuan tentang tempat yang indah di Indonesia.

Selasa, 04 Februari 2014

Andai Aku Jadi Hakim

Iseng selintas di pikiran kalo gue jadi Hakim dan hukuman apa yang akan diberikan pada para koruptor. Mungkin banyak yang inginnya hukuman mati untuk para koruptor, tapi gue kurang sreg dengan hukuman itu.

Kalo gue akan memberikan hukuman kerja sosial bagi koruptor dan keluarganya dan dimiskinkan, diambil semua hartanya untuk negara. Untuk koruptor akan kerja sosial selama hidupnya hingga akhir hayat, dan keluarganya akan ikut kerja sosial selama lima tahun. Dan hartanya akan diambil negara, koruptor dan keluarganya dimiskinkan.

Kerja sosial adalah kerja untuk kepentingan sosial masyarakat tanpa dibayar. Koruptor yang bersalah akan dihukum untuk melayani dan bekerja tanpa bayaran untuk masyarakat. Dan keluarganya yang ikut menikmati hasil korupsinya wajib ikut serta kerja sosial selama lima tahun. Selain itu pun akan diambil seluruh hartanya. Jadi koruptor dan keluarganya itu hanya akan mendapat makan dari negara. Tempat tinggalnya akan berada di penjara.

Karena gue berpikir hukuman mati agak menyeramkan, sepertj layaknya Tuhan yang bisa menentukan hidup matinya seseorang.

Sementara hukuman kerja sosial ini akan terus dirasakan seumur hidup koruptor dan keluarganya turut serta menanggung akibat perbuatan anggota keluarganya yang korupsi. Hal ini akan menimbulkan efek jera juga, semoga.

Tulisan ini hanya sekedar angan angan dari Warga Negara Indonesia yang ingin menuntut kebersihan negara dari para koruptor dan antek anteknya