Selamat Datang

Mencoba untuk menulis dalam sebuah blog yang isinya bercerita tentang kehidupan gue dan mungkin nantinya akan ditambahkan dengan dinamika kehidupan yang gue jalani.

Dan berharap mendapatkan feedback berupa komentar bahkan cacian ataupun kritikan.

Segitu aja deh, laen kali ditambahin ya

Berharap dapat menjadi bahan sharing buat kita semuanya. Karena manusia itu makhluk sosial yg butuh teman di dunia maya maupun dunia nyata

Selamat menikmati ya gan

Rabu, 22 April 2015

Melamar Gadis

Tanggal 19 April 2015, salah satu tanggal yang akan berarti bagi gue. Di tanggal 19 April 2015, gue melangsungkan lamaran kepada pacar gue Punda Galih, yang udah gue pacari 4 tahunan.

Lamaran dengan adat betawi, mengikuti adatnya alm. ayahnya Punda. Gue membawa 13 macam hantaran pas lamaran. Ada uli betawi 3 loyang, dodol betawi 3 loyang, parsel buah 2 parsel, kue kering 1 parsel, cake 1, jajanan pasar 3 tampah.

Yang mengiringi lamaran gue ada 30 orang, konvoy 10 mobil dari Perum 1 ke Jatibening, terdiri dari kakaknya bapak gue dan ponakan bapak gue yang paling banyak. Sisanya ya adek adeknya ibu gue. Hantaran lamarannya, mereka yang bawa untuk diserahkan ke pihak wanita.

Acara berjalan khidmat dan santai, diawali perkenalan dari pihak wanita dilanjut perkenalan dan maksud kedatangan dari pihak pria. Lalu diadakan acara tukar cincin antar kedua belah pihak. Acara terakhir adalah makan makan, karena pihak wanita sudah mempersiapkan gubukan makanan layaknya acara pernikahan. Teman teman gue juga ada yang dateng, mungkin mereka juga lega akhirnya gue ngelamar anak gadis orang hahaha...

Setidaknya satu tahap udah terlewati, tinggal satu tahap lagi. Melangsungkan pernikahan.

Kamis, 02 Oktober 2014

Mendaki Papandayan

Tanggal 26, 27, 28 September 2014, gue, Punda, Apri, Meswara akan melakukan pendakian gunung yang lumayan serius untuk pertama kalinya. Ya dibilang serius karena ini beneran hiking dan bermalam di tenda, masak dengan trangia.

Meeting Point dan pemberangkatan dari terminal kampung rambutan. Gue sampe paling awal di kampung rambutan, jam 8 malem gue sampe. Di kampung rambutan, gue berkenalan dengan Mas Yongki, temen Punda yang akan ikut ke Papandayan juga. Ternyata gak hanya gue, Punda, Mes dan Apri yang baru pertama kali hiking serius, ada Mas Yongki juga hahaha... Ternyata rame para pendaki juga di Terminal Kampung Rambutan, berseliweran para hiking, jelas terlihat dari carrier mereka.

Menuju Papandayan, kami beserta guide naik bus jurusan Terminal Guntur Garut. Bus berangkat jam 10 malem, perjalanan memakan waktu 4 jam, sampe di Terminal Guntur Garut itu jam 2 dini hari dan ternyata di Terminal Guntur dinginnya bukan main kalo dini hari. Gue dan yang lain udah pada pake jaket begitu sampe. Disini rame para pendaki juga ternyata.

Dari terminal Guntur, perjalanan dilanjutkan dengan carter angkot menuju meeting point berikutnya. Dari meeting point kedua menuju Papandayan menggunakan pick up. Pick up bak terbuka dengan udara dingin saat subuh, wow! Muka beku hahahaha...

Sampe di camp David jam 7. Sarapan dulu, berdoa dan pemanasan sebelum mendaki gunung Papandayan sesuai instruksi guide kami.

Mendaki gunung Papandayan ini melewati kawasan kawah belerang dengan kondisi jalan yang berbatu dan bau belerang menyengat. Siapkan masker dan sunblock karena matahari terik saat kemarau.

Karena kawasan hutan mati ada yang longsor maka kami tidak bisa melewati jalur tersebut. Kami melewati jalur satunya. Untuk menghemat waktu, kami memilih jalur terjal yang lumayan menguras tenaga kami.

4 jam kalo gak salah perjalanan kami dari camp David ke Pondok Saladah. Kami mendirikan tenda di Pondok Saladah. Istirahat, makan siang, salat. Sore hari dilanjut summit menuju Tegal Alun yaitu ladang edelweis, juara indahnya! Sepanjang mata memandang edelweis semua! Inget, jangan dipetik ya.. Biarkan hidup dan matinya edelweis disitu.

Malam hari dilanjut makan malam bersama, guide kami berfungsi sebagai chef juga, dia yang masak makan malam kami. Kami kumpulkan perbekalan kami untuk dimasak. Malam hari suhu udara turun drastis. Pakai kupluk/ushanka, jaket tebal, sarung tangan dan kaos kaki.

Dan tidur di dalam tenda pun masih terasa dingin. Tidur dalan sleeping bag yang dalamnya berbahan polar, lumayan anget tuh.

Minggu subuh, kami summit attack melihat sunrise di kawasan hutan mati. Hutan mati adalah kawasan dimana hutan yang terbakar oleh letusan Papandayan sehingga cuma tersisa batang pohon sepanjang mata memandang. Udah liat sunrise, kembali ke tenda buat sarapan dan packing untuk pulang. Mandi? Gak ada yang mandi selama perjalanan ini hahahaha... Suhu yang dingin dan toilet yang ngantri panjang membuat kami ogah mandi hahaha...

Perjalanan turun lebih mudah dan memakan waktu singkat daripada perjalanan pendakian hahahaha... Tapi karena jalan yang menurun, Punda terjatuh. Total sih ada tiga wanita yg terjatuh, dua saat pendakian dan satu saat penurunan.

Kami tiba di terminal Guntur itu jam 1 siang. Bus berangkat jam 2. Perjalanan pulang dengan bus memakan waktu lama daripada berangkat. Karena macet dan juga kebanyakan ngetem. Sampe Kampung Rambutan jam 7 malem. Dilanjut naek bus jurusan Kampung Rambutan - Bekasi. Sampe rumah jam 9 malem.

Mengesankan. Pendakian gunung serius pertama kami berjalan sukses. Gak ada nyaman nyamannya kalo dipikir. Capek, berat bawa carrier harus mendaki pula. Dihadapkan dengan suhu udara yang dingin, makan seadanya, kotor kotoran. Apa enaknya? Yang pasti pengalaman ini bikin nagih bagi kami. Menambah pengetahuan tentang tata cara survivor, mendirikan  tenda, lebih banyak tahu tentang peralatan hiking.


Rabu, 01 Oktober 2014

Perjalanan Ke Krakatau

Tanggal 8, 9, 10 Agustus 2014 gue melakukan perjalanan menuju Krakatau bersama teman teman dan Punda, sebenernya sih yg gue kenal cuma segelintir aja orang yang di rombongan gue. Mbe, Oki, Meswara, Apri, Punda aja yang gue kenal.

Meeting point di Indomaret Pelabuhan merak jam 10 malem. Berangkat dari Bekasi adalah gue, Mbe dan Oki. Menggunakan bus jurusan Bekasi - Merak, gue bertiga naek dari Jatibening jam 6 sore. Perjalanan kurang lebih memakan waktu 3 jam.

Gue bertiga tiba paling awal di Indomaret Merak, sekitar jam 9an deh. Nunggu yang lain dan guide kami kumpul semua, lalu naek kapal ferry menuju pelabuhan Bakauheni Lampung.

Di dalam kapal ferry penuh sesak, banyak dari rombongan kami memilih bayar extra buat dapat duduk di kelas eksekutif AC. Ya lumayanlah ada AC sedikit meski tetep berasa panas. Setidaknya bisa dapet duduk dan tidur.

Sampe di pelabuhan Bakauheni itu kira kira jam 3 pagi, perjalanan dengan ferry Merak - Bakauheni memakan waktu 3 jam. Sampai di Bakauheni perjalanan akan dilanjutkan ke dermaga Canti untuk menuju pulau tempat homestay kami.

Snorkling adalah kegiatan utama kami, ada tiga spot bagus yang kami datangi. Homestay kami di pulau Sebesi kalo gak salah, pulau yang menggunakan genset sebagai tenaga listrik utamanya. Maka tak heran, listrik hanya bisa kami nikmati malam hari.

Keindahan alam bawah laut sekitaran Krakatau ternyata sangat indah, banyak wisatawan mancanegara pun kesini untul diving dan snorkling.

Dan menaklukan gunung anak Krakatau itu ternyata tidak mudah. Kondisi yang panas, tanah yang berpasir dan berbatu serta kondisi gunungnya yang cukup curam membuat ngos ngosan dan dehidrasi. Namun begitu udah sampe atasnya, pemandangan laut yang indah membuat capek hilang. Siapkan saja minuman yang banyak dan jangan lupa pakaian yang tipis karena kondisi yang panas serta pakai sunblock.

Tanggal 10 udah waktunya untuk pulang. Seingat saya kami menaiki kapal ferry Bakauheni - Merak jam 10 malem. Sampe pelabuhan Merak jam 1 dini hari karena antri kapal yang menaikkan dan menurunkan penumpang di pelabuhan Merak. Dari Merak naik bus menuju Bekasi. Bus jurusan Bekasi jam 2 pagi udah ada. Sampe rumah pas banget Senin subuh.

Perjalanan singkat namun bermakna, bertemu dengan teman baru, saling share pengalaman adventurenya. Menambah pengetahuan tentang tempat yang indah di Indonesia.

Selasa, 04 Februari 2014

Andai Aku Jadi Hakim

Iseng selintas di pikiran kalo gue jadi Hakim dan hukuman apa yang akan diberikan pada para koruptor. Mungkin banyak yang inginnya hukuman mati untuk para koruptor, tapi gue kurang sreg dengan hukuman itu.

Kalo gue akan memberikan hukuman kerja sosial bagi koruptor dan keluarganya dan dimiskinkan, diambil semua hartanya untuk negara. Untuk koruptor akan kerja sosial selama hidupnya hingga akhir hayat, dan keluarganya akan ikut kerja sosial selama lima tahun. Dan hartanya akan diambil negara, koruptor dan keluarganya dimiskinkan.

Kerja sosial adalah kerja untuk kepentingan sosial masyarakat tanpa dibayar. Koruptor yang bersalah akan dihukum untuk melayani dan bekerja tanpa bayaran untuk masyarakat. Dan keluarganya yang ikut menikmati hasil korupsinya wajib ikut serta kerja sosial selama lima tahun. Selain itu pun akan diambil seluruh hartanya. Jadi koruptor dan keluarganya itu hanya akan mendapat makan dari negara. Tempat tinggalnya akan berada di penjara.

Karena gue berpikir hukuman mati agak menyeramkan, sepertj layaknya Tuhan yang bisa menentukan hidup matinya seseorang.

Sementara hukuman kerja sosial ini akan terus dirasakan seumur hidup koruptor dan keluarganya turut serta menanggung akibat perbuatan anggota keluarganya yang korupsi. Hal ini akan menimbulkan efek jera juga, semoga.

Tulisan ini hanya sekedar angan angan dari Warga Negara Indonesia yang ingin menuntut kebersihan negara dari para koruptor dan antek anteknya

Kamis, 24 Oktober 2013

Bromo yang Indah

Gue, Punda, Oki, Meswara, Apri & Leon melakukan liburan ke Bromo tanggal 11-14 Oktober 2013. Seharusnya yang berangkat tujuh orang, Ardi gak bisa ikut liburan kali ini padahal tiket kereta api dan pesawat udah dibeli.

Akhirnya kami berenam lah yang berangkat. Kami berlima berangkat duluan menuju Malang menaiki kereta api dari Gambirbhari Kamis tanggal 10 Oktober pukul 18:20 WIB (Leon nyusul hari Sabtu).

Menaiki kereta api eksekutif, menempuh perjalanan cukup lama, berangkat pukul 18:20 WIB dan sampe stasiun Malang Baru pukul 09:20 WIT keesokan harinya. Waktu yang lama di kereta gue manfaatkan untuk tidur dan tidur hahaha...

09:20 WIT sampe di stasiun Malang Baru, perut laper, kami mau makan bakso yang terkenal di kota Malang, bakso President. Dengan angkot carteran, kami berlima menuju bakso President. Sampe tujuan, tempat makan ini masih sepi, karena masih pagi mungkin dan hari kerja juga.

Malang terkenal dengan bakso, kami kompak mesen bakwan malang dan bakso bakar. Uedan, enak tenan yo bakso malangnya apalagi bakso bakarnya! Gak aneh kalo bakso President ini jadi terkenal, terbukti kalangan artis pernah makan disini, ya di dinding tempat makan ini ditempel foto foto dan tanda tangan para artis yang pernah makan disini, ada Farah Quinn juga hehehe...

Kelar makan, dengan ditemani angkot carteran, kami menuju hotel tempat menginap, De Daunan di kawasan Batu Malang. Sampe hotel, taruh tas, beres beres dan menuju ke Jatim Park untuk rekreasi hahaha...

Angkot carteran mengantar kami ke Jatim Park. Kawasan ini berisi Batu Secret Zoo dan berbagai macam wahana permainan. Sangat luas area ini, kami mulai mengeksplorasi Jatim Park 2 pukul 12:30 WIT dan berakhir pukul 18:00 WIT, karena memang jam segitu kawasan ini udah tutup. Tiket masuk Jatim Park 2 Rp. 115.000 utk weekend.

Kawasan ini memiliki koleksi satwa yang cukup banyak dari Indonesia maupun luar negeri dan terlihat terawat hewan koleksi mereka. Selain itu kawasan ini pun bersih dan memiliki arena bermain yang bisa kita langsung naiki karena tiket yang kita bayarkan di loket masuk, sudah termasuk untuk wahana bermain ini. Ada roller coaster mini, menonton atraksi anjing laut, bom bom car, istana boneka dan memberi makan hewan langsung dengan menaikin kereta berjalan, asik!

Kelar di Jatim Park pukul 18:00 WIT, kami melanjutkan ke BNS (Batu Night Spektakuler) tak jauh dari Jatim Park. Di BNS tiket masuk Rp. 20.000 namun untuk menaikin wahana permainan yang ada musti bayar lagi per wahana Rp. 15.000.

Puas di BNS, kami pulang menuju penginapan di De Daunan Hotel. Menaiki taksi bayar Rp. 40.000.

Sabtu pagi 12 Oktober 2013 setelah sarapan, kami dijemput pak Mulyadi dengan mobil hardtopnya, yup kami menuju Bromo! Sebelum menuju Bromo, kami menjemput Leon dulu di Bandara Abdulrahman Saleh Malang baru menuju desa suku Tengger dekat Bromo.

Perjalanan jauh dan menanjak dengan jalan yang kurang bagus menemani kami, memang harus pake hardtop. Sampe di homestay rumah pak Mul, kami disambut istri pak Mul sebut saja bu Mul. Sampai Senin kami akan menginap dirumah keluarga Mulyadi ini.

Desa tempat pak Mul tinggal ini adalah desa paling atas, paling deket dengan gunung Bromo, dingin udah pasti, air pun serasa air es dan kami selama beberapa hari itu gak mandi hahaha...

Karena kami akan menuju Bromo esok dini hari jam 02:00 WIT, maka kami istirahat dan mencoba menikmati dinginnya suhu di desa ini. Saat malam hari barulahbterasa dinginnya, keluar rumah pun gue pake jaket dan celana panjang.

Minggu 13 Oktober 2013 pukul 02:00 WIT kami menuju Penanjakan Bromo  dengan hardtop. Perjalanan gelap gulita dengan jalan yang rusak dan debu pasir mengiringi kami. Banyak rombongan hardtop yang bersama kami menuju penanjakan juga, bahkan tak sedikit motor pun yang nekat melewati padang pasir.

Sampai di penanjakan, udah rame kayak di pasar, semua dengan satu tujuan, melihat sunrise. Sunrise diperkirakan pukul 04:30 WIT, kami menunggu satu setengah jam untuk melihat sunrise, di kawasan ini ada banyak warung makan dan toko berjualan pakaian hangat. Karena memang suhunya dingin, saat gue itu suhunya 4°C.

Pukul 04:30 WIT, sunrise yang ditunggu akhirnya muncul perlahan lahan. Kerumunan manusia segera mengabadikan momen ini dengan gadget dan kamera mereka. Penanjakan ini penuh dengan orang, berdesak desakan kayak nonton konser, emang konser yang kami tonton, konser keindahan alam karya sang Pencipta.

Puas jeprat jepret di penanjakan, kami menuju Bromo. Di Bromo ini isinya padang pasir dan kawah Bromo. Membutuhkan perjuangan dan stamina yang oke buat mendaki anak tangga menuju kawah Bromo.

Di Bromo ini, padang pasir tandus, suhu masih dingin. Ada juga padang savanah, padang rumput hijau dibalik padang pasir Bromo. Menelusuri kawasan yang dinamakan pasir berbisik dan bukit teletubies. Dinamakan pasir berbisik karena dulu ini dijadikan tempat syuting film pasir berbisik, sementara bukit teletubies dinamakan demikian karena bentuk bukitnya yang mirip rumah teletubies.

Semuanya menjadikan tempat yang bagus untuk foto foto. Mengabadikan momen di tempat sang Pencipta melukiskan kuasnya.

Pukul 10:00 WIT, kami kembali kerumah pak Mul untuk makan dan juga karena Leon berencana pergi dan menginap di Malang. Leon ke Malang dianter pake ojek dari rumah pak Mul. Tinggalah kami berlima, gue, Punda, Oki, Meswara dan Apri.

Selese makan, kami istirahat karena akan melakukan perjalanan menuju danau Ranu Pani dan Ranu Regulo. Perjalanan ke Ranu Pani dilakukan dengan ojek. Destinasi pertama Ranu Pani, di kawasan ini terlihat danau yang biasa biasa saja ketinggian 2100 mdpl. Disini kami banyak bertemu orang yang akan dan telah mendaki gunung Semeru.

Perjalanan dilanjut dengan jalan kaki menuju Ranu Regulo. Di Ranu Regulo baru terlihat indahnya danau. Terlihat ada juga yang berkemah di pinggir danau. Danau yang tenang dengan nuansa hijau, segar dan dinginnya di sini membuat rileks.

Sore menjelang, kami kembali ke homestay, telah tersedia makan malam disana, laper nih! Makan malem udah, tinggal istirahat, balur kaki dengan minyal kayu putih, tempel koyo. Perjalanan yang melelahkan karena banyaknya perjalanan dengan jalan kaki dan menanjak.

Senin 14 Oktober 2013, hari terakhir kami di Bromo. Sarapan dan segera menuju air terjun Coban Pelangi. Air terjun ini dipake di dalam syuting adzan maghrib Metro TV. Perjalanan ke air terjun Coban Pelangi juga menutup liburan kami di Bromo, dari air terjun Coban Pelangi kami langsung menuju Bandara karena pesawat kami akan berangkat pukul 12:00 WIT.

Di air terjun Coban Pelangi, siapkan stamina yang oke. Karena akan trekking kurang lebih 2km pergi pulang. Saat menuju ke air terjun, trekking kami didominasi menuruni anak tangga, masih mudah. Sampai di air terjun, masih sepi belum ada orang karena waktu menunjukkan pukul 06:30 WIT. Air terjun yang tinggi, dikelilingi pepohonan rindang, menyejukkan. Suasana yang menenangkan, suara air terjun bertemu suara kicauan burung.

Perjuangan adalah saat kami pulang dari air terjun menuju parkiran mobil. Kali ini berganti dari menuruni anak tangga menjadi menaiki anak tangga, ngos ngosan itu pasti bagi gue.

Selesai di air terjun Coban Pelangi, bergegas menuju tempat oleh oleh khas Malang, oleh oleh khasnya adalah kripik buah. Setelahnya baru menuju bandara.

Sampai di bandara pukul 10:00 WIT. Disini bertemu Leon lagi hahaha... Dia akan pulang lebih dulu, pesawat jam 11:15 WIT. Bandara di Malang ini adalah bandara baru, masih alakadarnya, gak ada penyejuk ruangan yang memadai dan sangat kecil bandara ini.

Akhirnya pesawat diterbangkan menuju bandara Soekarno Hatta pukul 13:00 WIT. Akhirnya sukses liburan gue dan teman teman di Bromo. Terima kasih Allah swt atas keindahan alamMu yang tertuang nyata di Bromo, terima kasih Indonesia, Indonesia Bagus.

Perjalanan ke Bandung

Tanggal 14 - 16 September 2013 lalu, kami melakukan liburan ke Bandung. Gak jauh memang tapi cukup berkesan karena kami rombongan lebih dari 10 orang menaiki tiga mobil hahaha...

Nginep di House of Dinaya, suatu rumah yang disewakan, berada di Jalan Durma deket Buah Batu. Cukup untuk menampung kami semua.

Selama di Bandung kami mengunjungi beberapa tempat yang gak jauh dari pusat kota, Lembang dan Dago sudah pasti lalu juga mengunjungi Stone Cafe dan Ciwalk.

Sudah lama gue gak merasakan perjalan liburan dengan banyak teman seperti ini, meskipun dekat hanya ke Bandung tapi berasa spesial karena banyaknya temen gue yang ikut. Sekedar info, yang ikut ini bermula dari temen gue dari SMA yang awet berteman dengan gue hingga kuliah bahkan sampai saat ini hahaha... Dari teman SMA laksana jaring laba laba, mulai menemukan koneksinya dengan yang lain alhasil berkumpul dan liburan bareng ke Bandung.

Total 14 orang yang ikut perjalanan ini, semoga dapat melakukan perjalan liburan lagi dengan kalian semua, ke tempat yang lebih jauh dan lebih mahsyur.

Minggu, 09 Juni 2013

Perjalanan ke Bali

Tanggal 18 Mei 2013 - 21 Mei 2013, gue dan teman teman kembali berlibur ke Bali. Kali ini gue ke Bali bersama, Radit, Angling, Muri, Fahmi, George, Mariska dan Anastasya. Yang gue kenal sih cuma Radit dan Angling. Muri, Fahmi dan George adalah teman kantornya Radit, sedangkan Mariska temennya Angling. Anastasya sendiri adalah teman dari Mariska.

Penerbangan tanggal 18 Mei 2013 pukul 11:15 WIB kalo gak salah, menggunakan maskapai Citilink dari bandara Soekarno Hatta. Cuaca cerah tanpa delay, alhamdulillah. Kami satu pesawat dengan Tyas Mirasih, yang sering main di FTV itu, rupanya dia ada kerjaan di Bali. Sampe Bali kira kira pukul 13:50 WITA. Kami menginap di hotel Bakungsari di jl. Bakungsari, Bali. Deket dengan pantai Kuta. Hotel yang nyaman, bersih dan ada kolam renang betah lah gue disini, hahaha...

Bakungsari Hotel





Angling & Gue di Bakungsari Hotel
Setelah check in, gue satu kamar bareng Angling dan Radit. Sementara Fahmi, George dan Muri satu kamar. Mariska dan Anastasya sekamar. Kamar gue pas di pojokan, kamar nomer 309, enak lah di pojokan hahahaha...

Setelah beres beres perabotan di kamar, gue dan Angling memutuskan untuk tidur di kamar, karena cuaca pun terlihat mendung dan sesaat kemudian hujan. Sementara yang lain pergi ke pantai Kuta dan Monumen Bom Bali, meskipun harus rajin berteduh karena hujan yang turun sore hari itu.

Gue, terutama Angling, tidur lumayan lama saat itu, karena emang malam sebelumnya gue dan Angling begadang dan hanya tidur sejam sebelum berangkat menuju Bali, hahaha...

Oke, malam hari setelah mandi saatnya gue dan Angling yang jalan jalan menikmati hingar bingar Kuta. Radit, Muri, Fahmi ikut kembali jalan jalan malam ini, George tampaknya menikmati malam di kamar hotel aja, begitu pun Maris dan Anastasya.

Malam hari itu, cuaca cerah gak mendung. Di pantai Kuta, banyak orang yang menikmati suasana malam di pantai, tampak di kejauhan ada kemeriahan pesta di klub malam, terlihat kembang api meletup di udara dan hingar bingar suara dan gemerlap lampu dari klub tersebut. Menelusuri jalan raya Kuta, tampak macet juga rupanya. Dan banyaknya orang yang hilir mudik di kawasan itu. Semacam Malioboro di Jogja lah. Banyak yang berfoto di depan Hard Rock Bali juga sih, hahahaha... Gue sih cukup foto depan jalan raya aja hahaha...

ramai lalu lalang
Sekedar intro jalan jalan kami malam itu, kami kembali ke hotel untuk perjalanan esok hari yang lebih padat, hahaha...

Pagi hari, 19 Mei 2013, setelah bangun, cuci muka alakadarnya. Kami para lelaki yang gak macho macho banget, kembali melakukan perjalanan dengan kaki ke pantai Kuta. Pantai Kuta pagi hari, seger lah.


Kuta pagi hari


Kuta

Kuta pagi hari

Intro pagi hari di Kuta disudahi dengan jeprat jepret pemandangan yang bagus bagus terutama bule wanita hahaha... Kembali ke hotel buat sarapan dan mandi gan.

Resto hotelnya berada di samping kolam renang, mungkin bisa dicoba berenang sambil sarapan. Sebenernya sih gue gak biasa sarapan, tapi karena jadwal perjalanan hari ini lumayan panjang, maka gue meutuskan untuk sarapan. Memilih menu nasi goreng dengan minuman kopi dan buah segar sebagai pencuci mulut. Sarapan kali ini gak ditawarin daging babi oleh waitressnya hahaha...

Kelar sarapan dan mandi, bersiap menuju Tanjung Benoa dengan mobil charteran. Berbekal GPS di Android, perjalanan lancar menuju Tanjung Benoa untuk olahraga air, Parasailing dan Flying Fish serta menuju ke Turtle Island menggunakan perahu Glass Bottom.

Parasailing
Flying Fish
Setelah bermain Parasailing dan Flying Fish, dilanjut dengan menyebrang menggunakan perahu boat ke Turtle Island.

Menuju Turtle Island
Turtle Island
Disini ada tempat pemeliharaan penyu yang termasuk hewan dilindungi dan terancam punah. Penyu terberat berusia 60 tahun dengan berat 160kg.

 
Turtle ini masih muda umurnya, tapi udah berat bener
Selain penyu, juga ada beberapa hewan lain yang ada di tempat ini. Ada iguana, kelewara, elang, ular dan lainnya.

Elangnya jinak
Ularnya menggemaskan
Anastasya bersama pawang dan iguana

Mariska bersama pawang dan iguana

Radit dan iguana
Selesai di Turtle Island, balik ke Tanjung Benoa pake boat lagi. Dilanjut perjalanan ke Tanah Lot, ciaaoooo...

Sampe di Tanah Lot sore hari, tempat inipenuh dengan para wisatawan lokal maupun luar negeri. Berduyun duyun mencari spot yang pas buat mengabadikan sunset yang indah. Tampak surfer lokal pun bermain surfing di kawasan Tanah Lot ini meskipun banyak karang.

Surfer lokal
Tanah Lot sore hari
Puas sudah di Tanah Lot, kami kembali ke hotel untuk beristirahat, mempersiapkan diri untuk perjalanan esok hari.

20 Mei 2013, rencana kami diawali dengan mengunjungi Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang hingga saat ini belom terselesaikan, mega proyek ini dikabarkan terkendala biaya untuk menyelesaikannya. Padahal kalo udah selesai 100% akan jadi landmark terbesar di Bali, tingginya akan mengalahkan Patung Liberty di Amerika.

Kawasan GWK ini adalah tebing tebing yang dibelah sehingga menjadi pemandangan yang bagus dan menakjubkan.

GWK
Dewa Wisnu
Puas menikmati GWK, kami lalu melanjutkan perjalanan ke Uluwatu Temple. Kami akan berinteraksi dengan para monyet disana, hehehe...

Di Uluwatu ini, bagi yang memakai celana pendek diatas lutus, akan diberikan kain untuk dipakai menutupi lutut. Disini bisa memakai pemandu atau tidak. Pemandu dikenakan biaya kurang lebih Rp. 100.000. Kami memilih untuk tidak pake pemandu, karena kami yang memandu diri kami sendiri, halahh...

Banyak monyet berkeliaran bebas disini dan gak boleh diusik. Waspada pada kacamata yang dipake, makanan dan minuman yang dipegang dan juga handphone. Saya dan Radit mengalaminya. Sendal saya diambil monyet pas di parkiran, untuk ada pawang yang membantu saya mengambil sendal saya kembali, dengan memberi pawang uang seikhlasnya sih hehehe...

Tanah Lot

Tanah Lot
Perjalanan kami lanjutkan kembali, sehabis dari Tanah Lot, kami menuju ke Dreamland, sebuah pantai nan eksotis.

Sampai kawasan Dreamland, kami parkir mobil lumayan jauh dari pantainya. Dari parkiran mobil ini, kami menaiki mobil angkutan khusus yang disediakan gratis bagi pengunjung pantai. Mobil angkutan ini gak mengantar kami sampai deket pantai, karena adanya pengerjaan proyek yang memaksa kami untuk berjalan kami menuju pantai, lumayan jauh jaraknya.

Sampai pantainya, pantai yang bagus dengan pasirnya yang lembut. Mengingatkan gue pada saat ke Gili Trawangan.

Dreamland

Dreamland
Banyak wisatawan asing juga disini, kebanyakan pasti berjemur, apalagi yang wanita uuhhhh...

Bermain di pantai sampe kulit tambah gosong, puas dan saatnya kembali ke peraduan kami di hotel. Besok udah saatnya kami kembali ke Ibukota, untungnya pesawat penerbangan terakhir, pukul 22:00 WITA kalo gak salah. Jadi masih ada kesempatan untuk melakukan penjelajahan, hehehehe...

21 Mei 2013, selesai sarapan di hotel, kami akan melakukan perjalan ke pantai Pandawa, pantai baru yang belom banyak orang tau. Kali ini kami mencarter mobil elf disertai dengan guide yang merangkap sebagai supir. Bisa tidur lah gue di mobil, karena sebelumnya selalu gue dan Angling yang jadi supir, hahahaha...

Guide kami ini namanya Dewa, asli Bali. Kami dajak ke Nusa Dua sebelum ke Pandawa Beach. Nusa Dua biasa digunakan untuk pertemuan tingkat Internasional.


Nusa Dua
Di kawasan Nusa Dua ini, ada yang namanya Water Blow. Water Blow ini adalah karang karang yang akan menyipratkan air jika terkena ombak. Biasa terjadi saat sore hari.

Water Blow
Selepas dari Nusa Dua, kami melanjutkan perjalanan menuju Pandawa Beach yang masih jarang dikunjungi. Ternyata Pantai ini melewati tebing tebing dulu, baru sampai di pantainya, keren gan!

Jalan menuju Pandawa Beach
Tebing tebing
Pantai ini memang masih baru, terlihat dari baru dibukanya kios makanan disini dan tanda larangan yang masih baru dipasang. Pantainya pun bersih dan masih tergolong sepi.

Pandawa Beach
Pandawa Beach

 Yang unik di Pandawa Beach ini adalah, tebingnya dipahat membentuk patung Pandawa yang berjumlah lima buah. Menakjubkan!

Salah satu patungnya
Puas makan dan menikmati Pandawa Beach, kami menuju ke Rock Bar, di daerah Jimbaran kalo gue gak salah inget. Sebuah tempat yang memiliki pemandangan indah.

Rock Bar sore hari
Di Rock Bar ini banyak wisatawan lokal maupun asing yang datang. Bahkan nampak ada yang foto prewed disini. Saat kami kesini, cuaca gerimis sehingga kami kurang bisa mengeksplorasi daerah ini.

Perjalanan dilanjut menuju kawasan dekat bandara, karena waktu udah malam. Kami melanjutkan perjalanan menuju Discovery Mall, mall yang belakangnya pantai, asik juga menghabiskan waktu disini.

Sebelum menuju bandara Ngurah Rai, kami menyempatkan makan malam di rumah makan Padang dekat bandara. Selesai makan, hujan mengguyur kawasan bandara. Sampai di bandara, menurunkan barang kami dan berpamitan dengan bli Dewa yang sudah mengantar kami jalan jalan hari itu. Makasih bli Dewa.

Penerbangan Citilink terakhir dari Ngurah Rai - Soekarno Hatta malam itu. Penumpangnya sedikit, banyak kursi yang kosong. Penerbangan kali ini disertai dengan cuaca yang gerimis. Uniknya gue bertemu dengan salah satu pramugari yang sama saat gue berangkat ke Bali kemaren. Senangnya, cantik pula, hahahaha...

Alhamdulillah akhirnya kami mendarat dengan selamat di Soekarno Hatta pukul 23:30 WIB kalo gak salah. Kami berpisah di Bandara. Gue, Radit, Angling, Muri, Mariska dan Anastasya menaiki bus Damri jurusan Kayuringin Bekasi. Sementara Fahmi dan George menumpang bus Damri jurusan lain. Perjalanan dengan bus lancar, Radit turun duluan di Jatibening. Lalu Muri turun di BCP. Gue, Angling, Mariska dan Anastasya turun di Terminal Damri Kayuringin. Angling dan Mariska memutuskan naek taksi, gue ikut bersama mereka. Sementara Anastasya nunggu dijemput orang tuanya di Terminal.

Menaiki taksi Blue Bird, menuju ke Perum 1, rumah gue duluan baru ke Harapan Baru, rumahnya Angling dan kemudian Cakung rumahnya Mariska.

Ah liburan yang ciamik, banyak mengunjungi tempat wisata di Bali. Terimak kasih kawan liburannya, dari gak kenal menjadi kenal.

Indonesia penuh dengan tempat wisata yang menarik, mulai dari pantai hingga pegunungan. Buat gue, belom kepikiran untuk ke luar negeri selama Indonesia masih banyak tempat yang belom gue kunjungi. Tunggu kedatangan gue dan kawan kawan, wahai alam Indonesia.